TUGAS : EXELLAND SERVICE
DOSEN : MUHAMMAD TAHIR, SKM , M. Kes
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DIPUSKESMAS
OLEH :
NAMA : FAHTIAR ADAM
NIM : 201401005
KELAS :
KEPERAWATAN A
SEMESTER : V
(LIMA)
PROGRAM
STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES
MUHAMMADIYAH SIDRAP
TA :
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum.
Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
atas berkah dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah EXCELLAND
SERVICE yang mengenai Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang banyak membantu dalam pembuatan makalah
ini,sehingga makalah ini bisa selesai dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami terus mengharapkan bimbingan dari dosen mata kuliah EXCELLAND
SERVICE. Harapan kami, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Pangkajene, 29 Desember 2016
Penyusun
FAHTIAR ADAM
NIM :201401005
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... II
DAFTAR ISI...................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan Penulis.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Mutu Pelayanan Masyarakat Dipuskesmas.............. 7
2.2.
Konsep Puskesmas..................................................................... 10
2.3.
Fungsi Puskesmas...................................................................... 11
2.4.
Program Poko Pelayanan Puskesmas..................................... 12
2.5.
Struktur Organisasi Puskesmas................................................ 14
2.6.
Peran Pokok 3 Macam Pelayanan Puskesmas...................... 14
2.7.
Tujuan, Vis, Dan Misi Puskesmas............................................ 16
2.8.
Pengertian Mutu Dan Pendekatan Sistem Dalam Menjaga
Mutu................................................................................................ 17
2.9.
Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan................................... 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 23
B. Saran.................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas
selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih
dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada
pasien/pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan pasien/pelanggan atau
belum.
Manusia adalah faktor kunci keberhasilan
dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas diperlukan
suatu derajat kesehatan manusia yang prima sehingga dalam hal ini mutlak
diperlukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung pencapaian pembangunan
kesehatan pemerintah telah menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan
beserta tenaga kesehatannya. Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak
dimanfaatkan masyarakat adalah Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan
pembangunan kesehatan di Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian
terutama berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal
ini Puskesmas terlebih pada Puskesmas yang dilengkapi dengan unit rawat inap
dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan
fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu
masih jauh dari harapan masyarakat, serta berkembangnya kesadaran akan
pentingnya mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menekankan pentingnya
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tesebut diselenggarakan
dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota.
B.Rumusan
Masalah
Selama
penulis membuat makalah mengenai mutu pelayanan puskesmas, penulis mendapatkan
permasalahan – permasalahan yang di alami, yaitu:
1.
Penulis
mengalami kesulitan di dalam pencarian bahan makalah.
2.
Apakah
Benar puskesmas menjadi sarana kesehatan yang bermutu lagi dimasyarakat?
3.
Konsep
puskesmas seharusnya menjemput bola. Perannya bukan hanya seperti rumah sakit
yang menunggu pasien berkunjung. Untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau,
puskesmas harus mendekat ke masyarakat agar mereka tidak terlanjur sakit. Bila
masyarakat tidak dibina, dari 4 program puskesmas yang harus ada, mereka rentan
jatuh sakit, sehingga puskesmas akan dinilai gagal karena pasien yang akan
berobat akan semakin banyak, dan yang lebih parah apabila mereka mengeluh
dengan penyakit yang itu-itu saja.
C. Tujuan Penulis
Beberapa
tujuan yang penulis inginkan didalam pembuatan makalah mengenai mutu pelayanan
puskesmas :
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
3. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian
antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja dari unsur-unsur pelayanan?
4. Untuk mengetahui mutu pelayanan dari
suatu instansi pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Mutu Pelayanan Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat
Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas
guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan. Puskesmas dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: Puskesmas
Tingkat Provinsi, Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.
Puskesmas Keliling (Puskel) adalah
program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas yang menjangkau
daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan terdekat. Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian yang
sistematik dan terpadu yang meliputi unsure-unsur perencanaan (P1),
penggerakkan pelaksanaan (P2), Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam
rangka meningkatkan fungsi pelayanan Puskesmas.
Pelayanan adalah usaha, upaya atau
kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan sesuai profesi keahlian
masing-masing. Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
sebagi wujud aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Promotif adalah upaya untuk
memperkenalkan (sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan
tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan
penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah
penyakit. Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang
telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang.
Administrasi adalah suatu kegiatan pelayanan ketatausahaan, seperti:
pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi
adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan pengamatan yang dilakukan
secara berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk menentukan hasil program
pelayanan kesehatan dan penetapan kebijakan program selanjutnya. Koordinasi adalah
kegaiatan mengatur pelayanan kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara
horizontal, lintas program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas
sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan
tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian target
pelayanan.
Pelayanan Kesehatan di taraf
Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh masyarakat. hal-hal yang sering
dikeluhkan adalah:
1. Petugas tidak ramah
Petugas yang selalu marah marah
begitu ada pasien, yang datang. administrasi yang lama, petugas yang sering
terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan masyarakat. yang menyebabkan
masyarakat sering berobat ke pengobatan alternatif, dengan biaya yang tidak
terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih nyaman.
2. Obat yang ala kadarnya
Tak asing lagi jika masyarat
mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan tablet yang sama dengan obat
gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi, masyarakat harus membeli
di apotek.
3. Dokter tidak ada
Untuk puskesmas yang ada di ibukota
provinsi justru dokter ada banyak bahkan ada yang sampai spesialis. namun
di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah yang jauh dari kota, dokter sangat
langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau pada hari hari tertentu. padahal
sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau dokternya tidak tentu.
Padahal Tolak ukur bagi
puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika memiliki dua dokter umum,
satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.
Apa yang perlu diperbaiki dari
puskesmas?
1.
Paradigma
Masyarakat
Puskesmas pada dasarnya memiliki
lebih banyak tugas untuk melakukan preventif (pencegahan) daripada
kuratif (pengobatan). ini lah yang harus segera dibenahi. lakukan
upaya upaya promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau
menggunakan puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan.
’petugas puskesmaslah yang harusnya menjemput bola’
2.
SDM
tenaga puskesmas di tingkatkan
Yang harus diperbaiki adalah
bagaimana melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat
karena para tenaga kesehatan yang berada di puskesmas adalah abdi negara yang
tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat juga. paling tidak petugas
harus belajar ramah, on time, dan belajar senyum.
3.
Penyediaan
obat dan Dokter
Meskipun sebagian besar tugas
puskesmas adalah pencegahan, namun sebagian besar masyarakat masih menggunakan
puskesmas sebagai tempat berobat. bukan hanya karena biayanya yang murah, namun
juga karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan pratama yang langsung
menjangkau masyarakat. oleh
karena itu, keberadaan dokter dan obat yang BERMUTU sangat penting di
puskesmas.
4.
Petugas puskesmas harus terjun ke
masyarakat
Petugas puskesmas harus terjun,
mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor puskesmasnya saja. ada baiknya
jika petugas yang menjemput bola.
2.2. KONSEP PUSKESMAS
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
1)
Unit
Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian
dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2)
Pembangunan
Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3)
Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten / kota
adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.
4)
Wilayah
Kerja
Secara Nasional standar wilayah
kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan
terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan
atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab
langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.
2.3. FUNGSI PUSKESMAS
1) Pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2) Pusat pemberdayaan
masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia
usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga
dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.S
3) Pusat strata pelayanan kesehatan
strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas meliputi:
1. Pelayan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di
tambahkan dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
2.4. PROGRAM POKOK PELAYANAN
PUSKESMAS
Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan
didalam gedung atau diluar gedung, menurut jumlah sasaran dan wilayah kerjanya.
Sesuai status puskesmas, perawatan atau non perawatan, bisa melaksanakan
kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung kemampuan sumber daya manusia
dan sumber daya material. Berikut ringkasan 9 (sembilan) program pokok sebagai
contoh perbandingan pelayanan menurut paparan pengalaman pribadi selama
bertugas mengabdi keliling puskesmas.
1.
Program
Promosi Kesehatan (Promkes) :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Penilaian Strata Posyandu
2.
Program
Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Terpadu Penyakit (STP),
Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung, Infeksi Saluran
Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS), Penyuluhan
Penyakit Menular
3.
Program
Pengobatan :
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum,
Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit
(Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung :
Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
4.
Program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (Antenatal Care), PNC (Post
Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi,
Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
5.
Program
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur
(PUS), Penyuluhan KB
6.
Program
Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan
dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak,
Penyuluhan Gizi
7.
Program
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan Kesehatan Lingkungan :
SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban
keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum), Institusi
Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)
8.
Program
Pelayanan Kesehatan Komunitas :
Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
9.
Program
Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas
(SIMPUS)
Paparan program pokok puskesmas
dijelaskan ringkas sesuai keterkaitan antar program yang memerlukan keterpaduan
pelayanan. Pada kesempatan berikutnya akan dipaparkan bagaimana penjelasan
masing-masing program pokok puskesmas.
2.5. STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS
Menurut keputusan menteri kesehatan
RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung
dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut :
a. Kepala
puskesmas
b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu
kepala puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
c. Unit pelaksana teknis fungsional
puskesmas: Upaya
kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya kesehatan
perorangan.
d. Jaringan
pelayanan puskesmas: Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas keliling, dan
Unit bidan di desa/komunitas
2.6. PERAN POKOK 3 MACAM PETUGAS
PELAYANAN PUSKESMAS
Siapa saja petugas yang melakukan palayanan kesehatan di Puskesmas, semua
tentu sudah tahu macamnya. Kalau apa
dan bagaimana setiap petugas
tersebut bertugas, ada baiknya perlu juga kita ulas ringkas. Karena setiap
petugas mempunyai peranan utama
yang bisa saling mendukung keberhasilan
pelayanan Puskesmas. Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi
profesi dari masing-masing petugas
puskesmas.
A. PETUGAS MEDIS :
1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis
di poli umum, puskel, pustu, posyandu.
2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan
medis di poli gigi, puskel.
3. Dokter Spesialis : khusus untuk
puskesmas rawat inap bagus juga
ada kunjungan dokter
spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan
penyakit dalam.
B. PETUGAS PARA MEDIS
:
1. Bidan
: pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), pelaksana asuhan
kebidanan.
2. Perawat Umum :
pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan
keperawatan umum.
3. Perawat Gigi :
pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan
keperawatan gigi.
4. Perawat Gizi :
pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah
gizi masyarakat.
5. Sanitarian :
pelayanan kesehatan lingkungan
pemukiman dan institusi lainnya.
6. Sarjana Farmasi
: pelayanan kesehatan obat dan
perlengkapan kesehatan.
7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi,
penyuluhan, pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
C. PETUGAS NON MEDIS :
1. Administrasi :
pelayanan administrasi pencatatan dan
pelaporan kegiatan puskesmas.
2. Petugas Dapur :
menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas perawatan.
3. Petugas Kebersihan :
melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan puskesmas.
4. Petugas Keamanan :
menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan
rawat inap.
5. Sopir : mengantar,
membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel
di luar gedung puskesmas.
Demikian ringkasan tugas para petugas
pelayanan di Puskesmas. Apakah ada tambahan uraian, silakan koreksi dan
komentarnya. Pada kesempatan berikutnya kami akan ulas tuntas tugas pokok dan fungsi masing-masing
petugas tersebut.
2.7. TUJUAN, VISI DAN MISI
PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2010.
Visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator
Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:
1) Lingkungan sehat
2) Perilaku sehat
3) Cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu, serta
4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi tersebut adalah:
1) Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakan
pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk
negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2) Mendorong kemandirian hidup
sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar
setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan
mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan sertameningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4) Memelihara dan meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit,
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung
dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.
2.8. PENGERTIAN MUTU DAN
PENDEKATAN SISTEM DALAM MENJAGA MUTU
Pengertian Mutu Ketika pihak
manajemen suatu organisasi mengerti definisi mutu dari konsumen dan berniat
untuk dimengerti sebagai produsen barang atau jasa yang bermutu, semua karyawan
harus mengerti dan mengimplementasikan konsep bahwa:
Ø Mutu adalah mengerti dan
menterjemahkan permintaan pelanggan kepada suatu definisi tingkatan mutu dan
untuk memproduksi barang/produk atau menyediakan jasa yang sesuai dengan
permintaan pelanggan.
Ø Mutu harus direncanakan, dirancang
dan dibangun ke dalam suatu produk atau jasa yang mana mutu tidak dapat
diinspeksi di dalam produk atau jasa.
Ø Mutu adalah mengenai pencegahan
bukan mendeteksi kesalahan, oleh karena itu harus memulai dengan benar sejak
tahapan awal dari suatu operasi bisnis untuk menjamin bahwa proses akan
menambah nilai bukan biaya. Pencegahan akan melibatkan perencanaan, training,
kalibrasi, inspeksi/uji, kontrol terhadap ketidaksesuaian, audit mutu internal
dan tindakan perbaikan.
Ø Mutu adalah mengenai peningkatan
yang berkelanjutan dan organisasi harus secara konstan menyadari adanya
perubahan/ perkembangan baru dan peningkatan secara terus-menerus untuk
memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan yang selalu berubah.
Ø Mutu hanya dapat dijamin melalui
perencanaan yang matang dan kerja keras dari seluruh staf di dalam organisasi.
Ø Mutu adalah tanggung jawab dari semua
karyawan, tidak hanya staf mutu dan pimpinan, untuk mutu harus datang dari
pihak manajemen puncak.
Definisi
Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris
quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu
berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal.
Dalam
membahas definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk yang
disampaikan oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Berikut ini definisi-definisi tersebut :
a) Juran menyebutkan bahwa mutu produk
adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan.
b) Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance
to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
c) Deming mendefinisikan mutu, bahwa
mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
d) Feigenbaum mendefinisikan mutu
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.
e) Garvin dan Davis menyebutkan bahwa
mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Meskipun
tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima
definisi diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai
berikut :
a) Mutu mencakup usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan.
b) Mutu mencakup produk, tenaga kerja,
proses, dan lingkungan.
c) Mutu merupakan kondisi yang selalu
berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap
kurang bermutu pada masa mendatang).
Standar-standar Mutu produk dan jasa terdiri dari :
a) Kesesuaian dengan
spesifikasi
b) Kesesuaian dengan tujuan
dan manfaat
c) Tanpa cacat ( Zero Defects)
d) Selalu baik sejak awal
Standar pelanggan terdiri dari : Kepuasan pelanggan, Memenuhi kebutuhan
pelanggan, dan Menyenangkan pelanggan
Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit dilakukan dengan pendekatan sistem, artinya memperhatikan
proses manajemen mutu sejak INPUT/STRUKTUR, PROSES, dan OUTCOME.
A.
Input
Atau Struktur
“Karakteristik
yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan sumber daya
yang dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan kerja. Konsep
struktur termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan medis”. Struktur digunakan sebagai pengukuran tidak langsung
dari kualitas pelayanan. Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan
adalah hal yang penting dalam merencanakan, mendesain, dan melaksanakan sistem
yang dikehendaki untuk memberikan pelayanan kesehatan. Pengaturan
karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecenderungan untuk
mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya berkurang
atau meningkat. (Donabedian, 1980).
B.
Proses
Beberapa
pengertian tentang proses : “Interaksi profesional antara pemberi
pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat) (Depkes RI, 2001). “Suatu
bentuk kegiatan yang berjalan dengan dan antara dokter dan pasien”.
(Donabedian, 1980). “Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang
mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya
pelaksanaan proses pelayanan di RS dapat diukur dari tiga aspek, yaitu relevan
tidaknya proses itu bagi pasien, efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi
asuhan terhadap pasien”. (Muninjaya, 2004). “Proses yaitu semua kegiatan
sistem. Melalui proses akan mengubah input menjadi output.
Pengubahan/Transformasi berbagai masukan oleh kegiatan operasi/produksi menjadi
keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa.
C.
Output/Outcome
Tentang
output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome secara tidak
langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan.
Dalam menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar
hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan.
2.9.MENGUKUR MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
Mengukur mutu pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
ü Dapatkah mutu jasa pelayanan
kesehatan diukur ?
ü Apanya yang diukur ?
ü Bagaimana mutu jasa pelayanan diukur
?
Untuk dapat memahami hal tersebut
diatas perlu diketahui tentang pengertian indikator, kriteria, dan
standar.
ndikator : Indikator adalah petunjuk atau
tolak ukur. Contoh : petunjuk indikator atau tolok ukur status kesehatan antara
lain adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi. Petunjuk atau
indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi indikator adalah fenomena
yang dapat diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan
dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses,
dan outcomes. Sebagai contoh :
Indikator struktur : Tenaga kesehatan profesional (dokter, paramedis, dan
sebagainya). Anggaran biaya yang tersedia untuk operasional dan lain-lain.
Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan. Dan Metode( adanya
standar operasional prosedur masing-masing unit, dan sebagainya ).
Indikator proses : Memberikan petunjuk tentang
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh
tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya, Apakah telah sebagaiman mestinya
sesuai dengan prosedur, diagnosa, pengobatan, dan penanganan seperti yang
seharusnya sesuai standar.
Indikator outcomes
: Merupakan indikator hasil daripada
keadaan sebelumnya, yaitu Input dan Proses seperti BOR, LOS, TOI, dan Indikator
klinis lain seperti : Angka Kesembuhan Penyakit, Angka Kematian 48 jam, Angka
Infeksi Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan sebagainya.
Kriteria : Indikator dispesifikasikan dalam
berbagai kriteria. Sebagai contoh : Indikator status gizi dapat lebih
dispesifikasikan lagi menjadi kriteria : tinggi badan, berat badan anak. Untuk
pelayanan kesehatan, kriteria ini adalah fenomena yang dapat dihitung
Standar : Selanjutnya setelah kriteria
ditentukan dibuat standar-standar yang eksak dan dapat dihitung kuantitatif,
yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik. Misalnya : Panjang badan bayi
baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm. Berat badan bayi
baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi
pelayanan kesehatan dapat diukur dengan memperhatikan atau memantau dan menilai
indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai
dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan
kesehatan tersebu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan
puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien.Ada beberapa hubungan yang signifikan
dalam pelayanan di puskesmas antara lain,hubungan antara perawat dengan
pasien,hubungan antara dokter dengan pasien,dan hubungan petugas puskesmas
dengan pasian.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien sesuai dengan
Identifikasi di puskesmas ialah sikap perawat ,perhatian dalam memberi
informasi,dan ketepatan dalam mengurus pasien.Salah satu faktor signifikan yang
mempengaruhi hal tersebut ialah segi pembayaran atau dapat dikatakan finansial
dan komunikasi.
B.
Saran
Untuk
itu diharapkan bagi tenaga kesehatan baik dokter,perawat,dan ahli kesehatan
lainnya di pukesmas maupun di layanan kesehatan lain agar memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kode etik yang berlaku demi meningkatkan
kualitas pelayanan.
Agar pembaca
dapat mengerti dan memahami tentang peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas maupun di
layanan kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,
Azrul.1996.Pengantar administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta.
Notoatmojo,
Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Kongstvedt,
Peter R. 1989.Pokok-pokok Pengelolaan Usaha Pelayanan Kesehatan. Aspen :
Perry,A.G & Potter, P.A. 2001.Fundamental Of
Nursing.St.Louis : Mosby.
Risky,
Aziz.2007, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, www.depkes.go.id
https://vennynevia.wordpress.com/2015/05/21/mutu-pelayanan-puskesmas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar